Kamis, 20 Oktober 2016

Lompat Tinggi



LOMPAT TINGGI


Lompat tinggi merupakan olahraga yang menguji ketrampilan meompat dengan melewat tiang mistar. Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari atletik. Tujuan olahraga ini untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar tersebut dengan ketinggian tertentu.Tinggi tiang mistar yang harus dilewati atlet minimal 2,5 meter, sedangkan panjang mistar minimal 3,15 meter. Lompat tinggi dilakukan di arena lapangan atletik. Lompat tinggi dilakukan tanpa bantun alat.

Dalam pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati ketinggian mistar. Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki Peserta boleh mulai melompat di mana-mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu lompatan akan dikira batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak berjaya melompat Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan terkeluar daripada pertandinga Seseorang peserta berhak meneruskan lompatan (walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi mengikut peraturan Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah disebelah atas padang.Setiap peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan. Jika peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia dinyatakan gagal. Untuk menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha melompat setinggi mungkin yang dapat dilakukan. Pemenang ditentukan dengan lompatan tertinggi yang dilewati.

MACAM-MACAM LOMPAT TINGGI

1. Gaya Gunting (Scissors)
Gaya gunting bisa dikatakan Gaya Sweney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih digunakan gaya jongkok. Tepatnya tahun 1880, selanjutnya tahun 1896 sweny mengubahnya dari gaya jongkok menjadi gaya gunting. Diganti karena kurang ekonomis.
Cara melakukan:Si pelompat mengambil awalan dari tengah. Bila pelompat pada saat akan melompat, tumpuan pakai kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendarat (jatuh) dengan kaki lagi. Waktu di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.
Gaya gunting bisa dikatakan Gaya Sweney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih digunakan gaya jongkok. Tepatnya tahun 1880, selanjutnya tahun 1896 sweny mengubahnya dari gaya jongkok menjadi gaya gunting. Diganti karena kurang ekonomis.Cara melakukan:Si pelompat mengambil awalan dari tengah. Bila pelompat pada saat akan melompat, tumpuan pakai kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendarat (jatuh) dengan kaki lagi. Waktu di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.

Description: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcThgrG9txdt5RWS4FyNWnZbVfuYKhuZ3wHJtYhoWsdDGwWxG29m

Teknik pelaksaan Gaya Gunting (Scissors):
1. Pelompat menuju ke palang secara bersudut dan melonjak dengan kaki yang berada diluar dari palang
2. Semasa melepasi palang, pelompat berada dalam keadaan duduk berlunjur.

2. Gaya Guling sisi (Western Roll)
Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari tengah tapi dari samping.

Description: http://ibnuzaki.com/wp-content/uploads/2012/03/guling-sisi-western-roll.jpg

Teknik pelaksaan Gaya Guling sisi (Western Roll):
1. Penujuan akan ke palang secara bersudut seperti dalam gaya gunting.
2. Pelompat melonjak dengan kaki yang lebih dekat dengan palang.
3. Kaki lonjakan berada dalam keadaan bengkok semasa pelompat ‘ berguling’ selari dengan palang untuk membuat pelepasan.

3. Gaya Guling (Straddle)
Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil.
Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk.
Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdYIZVesTzHxJt80G5vMmP7JlEMTePeCDZ83xgvzOospEDZpHp3a0YQrVFSeJpvu1KKRHTGRjlPCxz6GkKNblKNCs6eND_HWu96ZOH-nxDW2FcnfASv0cbajCuXN-P-KxVpcPeXQyTaw8/s1600/a.png

Teknik pelaksanaan Gaya Guling (Straddle):
  1. Teknik langkah lari untuk awalan. Teknik awalan lompat tinggi gaya guling atau stradlle dilakukan dari depan samping mistar dengan sudut kemiringan antara 20-45 derajat. Pada umumnya jarak melakukan awalan adalah 10 sampai 15 meter. Yang sangat penting diperhatikan dalam melakukan awalan adalah tiga langkah terakhir, yaitu dengan mempercepat, langkah diperpanjang, dan badan lebih condong ke belakang.
  2. Teknik tolakan kaki. Teknik ini dilakukan menggunakan kaki yang terkuat, setelah selesai melakukan awalan kaki belakang di ayun ke atas di samping mistar, kepala ditengadahkan ke belakang, kedua tangan di ayun ke atas, bersamaan dengan itu kaki tolak ditolakkan sekuat-kuatnya. Sedangkan urutan tolakan dimulai dengan tumit menggelinding ke ujung kaki.
Latihan teknik tolakan kaki dapat dilakukan sebagai berikut:
- Mengayunkan kaki dengan bantuan bola atau menyentuhkan kaki ayun pada benda yang letaknya tinggi di depan badan.
- Berlatih mengayunkan kaki pada mistar yang direndahkan.

3.      Teknik sikap saat melayang di atas mistar. Teknik melayang di atas mistar pada lompat tinggi gaya guling ini dilakukan setelah menguasai teknik tolakan dengan baik dan benar. Teknik di atas mistar dengan bentuk dan sikap seperti sikap telungkup seperti tidur.
4.      Teknik mendarat. Teknik mendarat didahului dengan gerakan guling di atas mistar, kemudian kaki ayun mendarat terlebih dulu diikuti bahu dan seluruh badan.
Catatan: Jika tempat mendarat menggunakan busa atau spon yang tebal maka teknik pendaratan bisa dilakukan dengan bahu kanan dan diikuti seluruh badan.

4. .Gaya fosbury flop,
 gaya ini adala gaya yang populer pada masa saat ini, gaya ini pelompat menuju ke palang dengan membelakangi mistar.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYc1fywqXuAL2sNZf7La8FC3kEltZM3tfs-Gcjbx1II5LdUYwWGkPcKJ1Glz_K-YDFthku7gaT0Q21nPoy9oXubgi47cTFBHE_tv3XLhdTG29D9AUHa3zmIlSip0fWrQe2u0QlBhSHnBXu/s1600/l2.jpg

Teknik pelaksaan Gaya Fosbury Flop:
1. Awalan, harus dilakukan dengan cepat dan menikung/ agak melingkar, dengan langkah untuk awalan tersebut kira – kira 7-9 langkah.
2. Tolakan, Untuk tolakan kaki hampir sama dengan lompat tinggi yang lainya. Yakni, harus kuat dengan bantuan ayunan kedua tangan untuk membantu mengangkat seluruh badan. Bila kaki tolakan menggunakan kaki kanan, maka tolakan harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu menolak kaki bersamaan dengan kedua tangan keatas disamping kepala, maka badan melompat keatas membuat putaran 180 derajat dan dilakukan bersama-sama.
3. Sikap badan diatas mistar, sikap badan diatas mistar terlentang dengan kedua kaki tergantung lemas, dan dagu agak ditarik ke dekat dada dan punggung berada diatas mistar dengan busur melintang
4. Cara mendarat, mendarat pada karet busa dengan ukuran (5 x 5 meter dengan tinggi 60 cm lebih) dan diatasnya ditutup dengan matras sekitar 10 – 20 cm, dan prtama kali yang mendarat punggung dan bagian belakang kepala.
Yang diutamakan dalam melakuakan Lompatan ialah, lari awalan dengan kecepatan yang terkontol. Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak. Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar. Doronglah bahu dan lengan keatas pada saat take off. Lengkungan punggung di atas mistar. Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalam dari lutut kaki ayun (bebas). Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkungan.

Sarana lompat tinggi

Jalur ancang-ancang dan area/tempat bertolak
-Syarat-syarat :
  1. Panjang minimum jalur ancang-ancang haruslah 15m kecuali dalam perlombaan minimumnya adalah 20m.
  2. Bila kondisi mengijinkan panjang minimum harus 25m
  3. .Kemiringan keseluruhan maksimum jalur ancang-ancang dan tempat bertolak/ bertumpu harus tidak melebihi 1: 250 dalam arah ke pusat mistar lompat.
  4. Daeran bertumpu/bertolak haruslah yang datar.
·         Tiang Lompat
-Syarat-Syarat:
      1. Semua bentuk dan model tiang lompat dapat digunakan asalkan mereka itu kaku-kekar.
      2. Tiang memiliki penopang yang kaku dan kokoh untuk misatar
      3. Tiang lompat haruslah cukup tinggi untuk melebihi tiang sebenarnya terhadap mana mistar lompat dinaikkan dengan minimum 10cm
      4. Jarak antara tiang lompat harus tidak kurang dari 4.00 m juga tidak melebihi dari 4.04 m.
      5. Tiang lompat/tiang harus tidak dipindah selama perlombaan berlangsung kecuali bila wasiit memikirkan bahwa apakah tempat bertumpu ataukah tempat pendratan menjadi tidak sesuai lagi. Dalam hal ini perlombaan harus dilakukan hanya setelah satu ronde/ babak telah lengkap selesai dilakukan.
Penopang dan Mistar
-Syarat-syarat :
    1. Penopang harus datar dan segi empat 4 cm lebar kali 6 cm panjang.
    2. Penopang harus terpasang kokoh pada tiang lompat dan diletakkan saling berhadapan.
    3. Mistar lompat harus terbuat dari fiberglass atau materi atau bahan lain yang cocok namu bukan dari metal, bagian tengahnya / potongan melintangnya bulat silindris kecuali pada kedua ujung mistar.
    4. Berat maksimum mistar lompat tinggi harus 2 kg.
    5. Garis tengah/ diameter pada bagian mistar yang bulat silindris haruslah 30mm ( kurang lebih 1mm )
    6. Mistar lompat harus terdiri dari 3 bagian yaitu bagian batang yang silindris dan dua buah ujung mistar, yang masing-masing 30-35 mm lebar dan 15-20 cm panjang untuk maksud meletakkannya pada penopang pada tiang lompat.
    7. Ujung mistar lompat harus duduk dan terletak di atas sedemikian rupa, sehingga bila mistar disentuh oleh pelompat denn\gan mudah akan jatuh ke tanah baikdi depan maupun di belakang.
    8. Penopang tidak boleh dibungkus dengan karet atau dengan bahan lain yang memiliki efek menambah friksi/ geseran antara mereka dengan permukaa mistar lompat, juga tidak dibenarkan memakai pir/ pegas apapun.
Tempat Pendaratan
-Syarat-syarat :
1.       Tempat pendaratan tidak berukuran kurang dari 5m x 3m.
2.       Tempat pendaratan harus tidak lebih sempit / kecil dari pada 6m x 4m x 0.7 m

Peraturan Perlombaan

1.      Semua peserta lompat tinggi harus bertolak menggunakan satu kaki.

2.      Seorang pelompat dinyatakan gagal apabila :
a.       Menjatuhkan bilah lompat (dari tiangnya)
b.      Menyentuh tanah termasuk daerah pendaratan dibalik bidang vertikal yang dibatasi oleh kedua tiang yang dibatasi oleh kedua tiang lompat dan perluasan bidang vertikal tersebut. Diluar kedua tiang lompat. Dimaksud disini menyentuh dengan setiap bagian tubuh, tanpa terlebih dahulu melewati bilah lompat (dengan bersih/tanpa menyentuhnya)

3.      Urutan peserta melakukan percobaanya (trial) ditentukan dengan cara undian, lihat pasal 143 ayat 7

4.      Sebelum perlombaan dimulai juri lompat tinggi akan mengumumkan ketinggian pertama yang dipasang, berapa cm kenaikan bilah lompat berikutnya (pada ahir tiap giliran) sekali perlombaan dimulai seorang peserta tidak diperbolehkan menggunakan daerah awalnya atau tempat bertolaknya untuk maksud mengadakan latihan.

5.      Semua peserta diberikan kredit terhadap semua lompatanya yang berhasil.

6.      Seorang pelompat dapat memulai melompat pada ketinggian yang ia sukai diatas tinggi minimum yang ditentukan dan akan melompat sesuka hatinya pada ketinggian berikutnya.
Tiga kali kegagalan berturut-turut pada ketinggian mana saja bila terjadi pada seorang pelompat, dia dinyatakan gugur untuk melakukan lompatan selanjutnya.
Catatan : pengaruh dari peraturan ini bahwa seorang pelompat dibenarkan melewatkan kesempatan melompat ke 2 dan ke 3 pada ketinggian tertentu (sesudah gagal sekali atau kedua kali) dan masih boleh melompat pada ketinggian berikutnya.

7.      Setiap pengukuran bagi suatu ketinggian baru harus dilakukan sebelum para pelompat mencoba melompatinya. Dalam hal ada kasus pemecahan rekor juri lompat harus memeriksa ukuran ketinggian yang sebenarnya sesudan dengan berhasil dilewati / dilompati seorang peserta.
Catatan : jika harus mengenali betul letak bilah lompat yang bagian bawah dan bagian depan dalam kedudukan yang benar, dan dipasang lagi sehabis jatuh harus dipasang seperti sediakala. Tidak setiap kali merobah yang besar kemungkinannya tingginya bilah lompat berbeda pula.


8.      Sekalipun seluruh peserta sudah jatuh/ gugur seorang pelompat masih berhak melompat sampai dia kehilangan haknya untuk meneruskan berlomba dalam hal ini ketinggian mana bilah lompat dinaikan harus ditentukan sesudah berkonsultasi dengan peserta bagaimana kehendaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar