BAB I
PENDAHULUAN
Dari segi fisika kaca
adalah zat cair lewat dingin yang tegar dan tidak mempunyai titik cair
tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi sehingga tidak
megalami kristalisasi. Di pihak lain dari segi kimia, kaca adalah gabungan
berbagai oksida anorganik yang tak mudah menguap, yang di hasilkan dari
dekomposisisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta
berbagia penyusun lainnya sehingga menghasilkan produk yang mengahasilkan
struktur atom yang acak. Kaca adalah pruduk yang mengalami vitrifikasi sempurna,
atau setidak-tidaknya produk yang mengandung amat sedikit bahan nonvitreo dalam
keadaan suspensi.
Kaca
banyak sekali di gunakan dalam sifat-fatnya yang khas, yaitu transparan, tahan
terhadap serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dan mampu menahan
vacum. Tetapi kaca adalah bahan yang rapuh dan secara khas mempunyai
kekuatan kompresi lebih tinggi dari kekuatan tariknya. Dewasa ini ada sekitar
800 macam kaca yang di hasilkan ada yang dengan keunggulan pada satu sifat
tertentu, dan ada pula yang lebih mementingkan keseimbangan pada seperangkat
sifat tertentu.
Sebagaimana halnya dengan bahan-bahan yang sangat
banyak di gunakan dalam peradaban modern, riwayat penemuan kaca tidaklah jelas
sama sekali. Salah satu rujukan yang paling tua mengenai bahan ini di buat oleh
pliny, yang menceritakan bagaimana pedagang-pedagang Phonesia purba menemukan
kaca tatkala memasak makanan. Periuk yang di gunakannya secar tidak sengaja di
letakan di atas massa trona di suatu pantai, penyatuan yang terjadi
antara pasir dan alkali menarik perhatian dan orang kemudian berusaha
menirunya.
Pada
tahun 1914, di Belgia di kembangkan proses fourcault yang
menarik kaca plat secara kontinyu. Selama 50 tahun berikutnya, para
insinyur dan ilmuwan telah berhasil berbagai modifikasi terhadap proses
penarikan kaca dengan tujuan untuk memperkecil distorsi optik
kaca lembaran (kaca jendela) dan menurunkan biaya pembuatan kaca lembaran gosok
dan poles.
Bermacam-macam
mesin otomatis di ciptakan pula untuk mempercepat produksi botol, bola lampu
dan sebagainya. Akibatnya, industri kaca dewasa ini telah tumbuh menjadi suatu
industri yang sangat terspesialisasi.
A. BAHAN BAKU
Walupun terdapat
ribuan macam formulasi kaca yang di kembangkan dalam 30 tahun terakhir namum
perlu di catat bahwa pasir kaca, gamping, silika, dan soda masih merupakan
bahan baku dari 90 persen dari seluruh kaca yang di produksi di dunia.
1. Pasir
Pasir
yang di gunakan haruslah kuarsa yang hampir murni, oleh karena itu,
lokasi pabrik kaca biasanya di tentukan oleh lokasi endapan pasir
kaca,kandungan besinya tidak boleh melebihi 0,45 % untuk barang gelas pecah
belah atau 0,015 % untuk kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat merusak
warna kaca pada umumnya.
2. Soda (Na2O)
Soda terutam di dapat
soda abu padat Na2 CO3. sunber lainnya adalah
bikarbonat, kerak garam, dan natrium nitrat.yang tersebut terakhir ini sangat
berguna untuk mengoksidasi besi dan unutk mempercepat pencairan.
3. Kaca
Soda Gamping (soda lime glass)
Merupakan
95 % dari semua kaca yang di hasilkan. Kaca ini di gunkan untuk membuat segala
macam bejana, kaca lembaran, jendelamobil, atau lain-lain, gelas atau barang
pecah belah.
B. BAHAN TAMBAHAN
Sebagai fluks dari
silika, di pakai soda abu, kerak garam, batu gamping dan gamping. Di samping
itu, banyak pula di pakai oksida timbal, abu mutiara (kalsium karbonat),
salpeter, boraks, asam borat, asam trioksida, feldspar, dan fluorspar bersam
berbagai oksida, karbonat serta garam-garam logam lain untuk membuata kaca
berwarna.
Dalam
operasi penyelesaian, banyak pula di pakai berbagai produk lain seperti abrasif
dan asam fluorida.
· Feldspar
Mempunyai rumus umum P2O.Al2O3 6SiO2.feldspsr
mempunyai banyak keunggulan di banding produk lain, karena murah, murni dan
dapat di lebur dan seluruhnya terdiri dari oksidasi pembentuk kaca
· Borax
Borax adalh perawis
tambahan yang menambahkan Na2O dan boron oksida kepada kaca.
Walaupun jarang di pakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran, boraks sekarang
banyak di gunkan di dalam berbagai jenis kaca pengemas.
· Kerak Garam ( salt
cake )
Sudah
lama digunakan dalm perawis tambahan pada pembuatan kaca, demikian pula
beberapa sulfat lain amonium sulfat dan barium sulfat, dan sering di
tentukan pada. Kerak garam ini di perkirakan dapat membersihkan buih yang
mengganggu pada tanur tangki. Sulfat ini harus di pakai bersama karbon agar
tereduksi menjadi sulfit.
· Arsen Trioksida
Dapat pula di
tambahkan untuk menghilangkan gelombang-gelombang dalam kaca.
· Nitrat
Baik dari natrium
maupun kalium di gunkan untuk mengoksidasi besi sehingga tidak terlalu
kelihatan pada kaca produk.
· Kalium Nitrat
Digunakan pada
berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi dan kaca optik.
· Kulet (Cullet)
Adalah
kaca hancuran yang di kumpulkan dari barang-barang rusak, pecahan kaca beling
dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat di pakai 10% atau bahkan sampai 80%
dari muatan bhan baku.
· Blok Refraktori
Zirkon, alumina,
mulit, mulit alumina sinter dan zirkonia alumina elektrokast banyak di gunakan
sebagai refraktor pada tanki kaca.
C. BAHAN BAKAR
Pada proses peleburan
kaca sarana yang di gunakan adalah api yang sangat panas untuk memanaskan
tungku pemanas agar kaca dapat melelbur sesuai dengan suhu yang di inginkan
atau tergantung pada jenis bahan yang di kehendaki.
BAB II
PROSES PEMBUATAN
Urutan proses
pembuatan kaca pada umumnya dapt di pecah-pecah menjadi
langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Transportasi bahan baku ke pabrik
2.
Pengaturan ukuran bahn baku
3.
Penimbunan bahan baku
4.
Pengangkutan, penimbangan, dan pencampuran bahn baku, dan pemuatannya ke
tanur kaca
5.
Reaksi pembentukan kaca di dalm tanur
6.
Penghematan kalor melalui regenarasi dan rekuperasi
7.
Pembuatan bentuk produk kaca
8.
Penyelesaian produk kaca
A. A. PROSES DARI BAHAN BAKU MENJADI PRODUK
Prosedur pembuatan
kaca dapat di bagi menjadi empat tahap utama yaitu :
1. PELEBURAN
Tanur kaca dapat di
klasifikasikan sebagai tanur periuk dan tanur tanki. Tanur periuk (pot
furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapt di gunakan secara
menguntungkana untuk membuat kaca khusus dalam jumlah kecil di mana tumpak cair
itu harus di lindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur ini digunakann dalam
pembuatan kaca optik dan kaca seni melalui proses cetak. Periuknya sebetulnya
ialah suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan atau platina. Sulit sekali
melebur kaca didalm bejana ini tanpa produknya terkontaminasi atau tanpa
sebagian bejana itu sendiri meleleh, keculai biola bejana itu terbuat dari
bejana platina.
Dalam tanur tanki (tank
furnace), bahan tumpak itu dimuat ke satu ujung suatu tanki besar yang
di muat ke sutu ujung suatu tanki besar yang terbuat dari blok-blok reflaktor,
di antaranya ada yang berukuran 38 X 9 X 1,5 m dengan kapasitas kaca cair
sebesar 1350 t. Kaca itu membentuk kolam di dasar tanur itu, sedang nyala api
menjilat berganti darti satu sisi ke sisi lain. Kaca halusan (fined
glass) di kerjakan dari ujung lain tanki itu, operasinya kontinyu. Dalam
t5anur jenis ini, sebagaimana juga dalam tanki periuk, dindingnya mengalami
korosi karena kaca panas, kulaitas panas dan umur tanki bergantung pada
kualitas blok kontruksi. Karena itu, perhatian biasanya di tujukan pada
reflaktori tanur kaca.
Tanur tanki kecil
disebut tanki harian (day tank) dan berisi persediaaan kaca cair untuk
satu hari sebanyak 1 t sampai 10 t. Tanki ini di panasi secara elektrotermal
atau dengan gas.
Tanur-tanur yang
disebautkan di atas adalah tergolong tanur regenerasi (regenerative furnace)
dan beroperasi dalam dua siklus dengan dua perangkat ruang berisis susunan bata
rongga. Gas nyala setelah memberiakan kalornya pada waktu melalui tanur
berisi akca cair, megalir ke bawah melalui satu perangkat ruang yang
diisi penuh denagn pasangan baja terbuka atau bata rongga (checkerwork).
Sebagian besar dari kandungan kalor sensibel gas keluar dari situ , dan isian
itu berkisar antara 15000C di dekat pintu keluar.
Bersamaan dengan itu, udara di panaskan dengan melewatkannya melalui
ruang regemerasi yang telah di panaskan sebelumnya dan telah di campur denagn
gas bahan bakar yang telah terbakar, sehingga suhu nyalanya menjadi lebih
tinggi lagi, (di bandingkan dengan jika udara tidak di panaskan terlebih
dahulu). Pada selang waktu yang teratur, yaitu antara 20 sampai 30 menit,
aliran campuran udar bahan bakar, atau siklus itu di balik, dan sekarang masuk
tanur dari ujung yang berlawanan melaui isian yang tealh mendapat pemanasan
sebelumnya, kemudian melalui isian semula, dan mencapai suhu yang lebih tinggi.
Suhu tanur yang baru
mulai berproduksi hanya dapat di naikkan sedikit demi sedikit setiap hari,
tergantung kepada kemampuan reflaktorinya menampung ekspansi. Bila tanur
regenerasi itu sudah di panaskan, suhunya harus di pertahankan
sekurang-kurangnya 12000C setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari
tanur melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan
untuk pencairan. Tanpa membiarkan dindingnya sedikit karena radiasi, suhu akan
menjadi terlalu tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang
dinding dan melarutkannya. Untuk mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur
kadang-kadang di pasang pipa air pendingin.
Pasir 45,4 gamping 6,8
Soda
abu 16 kulet 22,7
Kerak
garam 4,5 other 0,5-1,0
Serbuk batu bara 0,2
|
Tabel
2.1 Kandungan bahan dalam proses peleburan
2. PEMBUATAN BENTUK ATAU
PENCETAKAN
Kaca dapat di bentuk
dengan mesin atau denagn cetak tangan. Faktor yang terpenting yang
harus di perhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah bahwa
rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga percetakan barang kaca
dapat di selesaikan dalm tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang
sangat singkat itu kaca berupa dari zat cair viscos menjadi zat cair yang
berwarna bening. Jadi, jelas sekali bahwa masalh rancang yang harus di
selesaikan, seperti aliran kalor stabilitas logam, dan jarak bebas bantalan
merupakan masalh yang rumit sekali. Keberhasilan mesin cetak kaca merupakan
prestasi besar bagi para insinyur kaca.
Berikut ini akan di
bahas jenis-jenismesin pembentuk kaca yang umum yaitu kaca jendela, kaca plat,
kaca apung, botol, bola lampu, dan tabung.
· Kaca Jendela
Pada proses fourcault,
ruang penarikan di isi penuh dengan kaca dari tanki peleburan. Kaca itu di
tarik secara vertikal dari tanur melalui “dibitense” denagn suatu mesin
penarik. Dibitense itu terdiri dari sampan refraktonsi yang mempunyai celah di
tengahnya. Kaca mengalir melalui celah ini, pada waktu sampan setengah
terbenam, kaca mengalir ke atas secara kontinyu. Penarikan kaca di mulai dengan
menurunkan pemancing dari logam ke gelas itu di melalui celah, pada waktu
bersamaan denagn di turunkannya dibitense, sehingga kaca mulai mengalir. Kaca
itu di tarik ke atas secara kontinyu dalm bentuk pita secepat itu dia mengalir
melalui celah, dan permukaannya di dinginkan denagn gulungan air di dekat itu
pita kaca yang masih bergerak ke atas dan di topang oleh rol-rol, di lewatkan
melalui cerobong penyangai atau lehr yang panjangnya 7,5 m. Pada waktu keluar
dari lehr, kaca itu di potong-potong menjadi lembaran menurut ukuran yang di
kehendaki dan di kirim ke bagian penggolongan dan pemotongan.
PPG
industri es mengoperasikan proses fourcault yang di modifikasi dan menghasilkan
kaca pennvernon. Lembaran-lembaran kaca sebesar 3 m denagn ketebalan sampai
0,55 cm. Pada proses ini dibitense apung di ganti dengan batangan tarik yang
terbenam, yang mengendalikan dan mengarahkan lembran itu. Setelah di tarik ke
atas sepanjang 8 m, dimana sebagian besarnya ada di dalm lehr penyangai, kaca
itu di potong untuk ketebalan di atas kekuatan tunggal atau rangkap dua,
dilakukan penyangaian kedua di dalam lehr horizontal standar 36 m.
· Kaca Plat
Bahan baru di
tumpahkan ke satu ujung tanur, dan kaca cair pada suhu cair pada suhu sampai
setinggi 15950C, kemudian di lewatkan melalui zone pemurnian dan
keluar melalui ujung yang satu lagi dalam bentuk aliran yang tak putus-putus.
Dari keluaran refraktori yang lebar itu, kaca cair dilewatkan melalui dua rol
pembentuk yang didinginkan dengan air, sehingga mengambil konfigurasi pita
plastik. Pita kaca itu di tarik di atas sederetan rol yang lebih kecil, yang
juga didinginkan dengan air dengan kecepatan permukaan sedikit lebih tinggi
dari rol pembentuk. Efek peregangan yang di akibatkan oleh perbedaan kecepatan
dan pencairan kaca pada waktu mendingin menyebabkan pita itu menjadi lebih
tipis pada waktu memasuki lehr. Setealh mengalami penyangaian, pita itu di
potong-potong menjadi lembaran yang kemudian di gerinda dan di poles. Atau,
boleh pula pita itu bergerak terus secara otomatis sepanjang 50 sampai 100 m,
melalui operasi penyangaian, gerinda, poles, dan inspeksi sebelum di lewatkan
ke mesin potong yang memotong-motongnya menjadi ukuran yang cocok unutk
pemanasan. Operasi gerinda dan poles membuang kira-kira 0,8 mm, kaca dari
masing-masing permukaan.
· Kaca Apung
Kaca
apung di kembangkan oleh pilkington brothers di inggris. Perkembangan ini
merupakan suatu perbaikan fundamental dalam pembutan kaca plat berkualitas
tinggi. Proses apung mrnggunakan sistem peleburan tanur
tangki dimana bahna baku di umpankan pada satu ujung tanur dan kaca
cair di lewatakan melalui zone pemurnian dan masuk ke kanal sempit yang
menghubungkan tanur dengan penangas. Laju aliran di kendalikan secarra presisis
dengan cara menaikan dan menurunkan pintu yang membentang kanal itu secara
otomatis, kaca cair lalu lewat ke dalam kolam timah cair, di atas
permikaaan tiamah itu, dalam atmosfir yang tak mengoksidasi, dan di bwah kondisis
suhu yang di kontrol dengan ketat. Pemanasan terkendali itu di menyebabkan
cairnya semua ketakrataan sehingga menghasilkan kaca yang kedua sisinya rata
dan sejajar.
· Kaca Berkawat Dan
Berpola
Kaca
cair di alirkan darim bibir tanur dan lewat diantra rol-rol logam yang sudah
mempunyai goresan pola pada permukaanya. Rol itu membetuk kaca tadi dan
mencetakan pola itu dalam satu operasi saja. Karena itu menyebabkan cahaya
terdisfusi sehingga tak tembus pandang. Kaca seperti ini cocok unutk pintu,
ruang kantor, dan dinding kamar mandi. Kaca itu dapt pula di perkuat dengan
kawat yang di pasangkan pada saat awal pembentukannya. Hal ini berguna untuk
meningkatkan keselamatan, misalnya pada jendela pintu darurat.
· Kaca Tiup
Kebutuhan modern akan
kaca tiup akhir-akhir ini mendorong pengembangan metode produksi yang lebih
cepat dan lebih murah. ,esin pembuatan botol merupakan satu-satunya mesin
pencetak dengan menggunkana udara untuk membuata bentuk lowong. Beberapa jenis
mesin itu menghasilakan parison yaitu botol setengah jadi atau
blanko botol.
Salah satu di antaranya adalah :
1. jenis umpan
sedot (section feet), yang dengan beberapa variasinya, di
gunkana dalam pemnbuatan bola lampu dan gelas anggur.
2. jenis umpan
gumbal (god feet) yang di terapka oleh para pembuat berbagai
barang yang di buat denagn press (tekan) tiup atau gabungan “pres
dan tiup”.
Pada emsin umpan
sedot, kaca yang terdapat di dalam tanki dangkal bundar yang berputar di sedot
dalam cetakan. Cetakan itu kemudian diayun menjauh dari permukaan kaca, di bika
dan dilepasakan sehingga tinggal parison yang di pegang pada leherny. Cetakan
botol lalu naik dan mengurung parison itu dan hembusan udara tekan kemudian
membuat kaca itu mengalir ke dalam cetakan. Cetakan itu di biarkan mengungkung
botol yang terbentuk sampai operasi pengumpulan. Kemudian, setelah melepaskan
botol itu, cetakan naik kembali mengungkung parison baru. Operasi ini seluruhnya
otomatis, dan kemudian kecepatan 60 unit per menit bukanlah sesuatu hal yamg
luar biasa.
Pengumpan
gumpal merupakan salah satu perkembangan penting dalam pembuatan barang kaca
secara otomatik. Dalam operasi ini kaca cair mengalir dari tanur melalui palung
yang pada ujungnya mempunyai sebuah lubang. Kaca jauth melalui lubang itu, dan
di potong dengan gunting mekanik sehingga merupakan suatu gumpal dengan ukuran
persis sebagaimana yang di kehendaki. Kaca itu lalu di teruskan melalui suatu
corong ke cetakan parison, yang melaui operasi pembetukan botol dalm
posisi terbalik. Sebuah jarum leher naik dan menempati posisinya, sementara
sebuah plunyer jatuh dari atas; dan udar tekan di “tiup enap” (settle blow)
lalu mendorong kaca menjadi bentuk-bentuk lehernya. Cetakan itu di tutup di
sebelah atas ( dasar botol), jarum leher di tarik dan udar di suntikan pada
“tiup lawan” (counter blow) melalui leher yang baru
terbentuk sehingga membuat lubang lowong. Cetakan parison terbuka, parison itu
di balikan sambil di pindahkan ke possisi baru, dimana botol yang setengah jadi
itu sekarang berada dalam posisis tegak. Kemudian, cetakan tiup akan
mengungkung parison yang di panaskann kembali untuk selang waktu yang singkat.
Udara lalu di suntikan untuk memberikan tiupan akhir, dan bersamaan dengan itu
menciptaka bentuk dalam dan bentuk luar pada botol itu. Cetakan tiup
itu kemudian berayun meniggalkan botol, dan botol itu bergerak ke leher.
Mesin
otomatis peniupan botol biasanya terdiri dari dua buah meja bundar yang di
kenal denagn nama meja cetak parison ( parison mold table) dan meja
tiup ( blow table). Berbagi operasi yang di sebutkan di atas
berlangsung pada waktu kaca itu bergerak mengelilingi meja tadi. Gerakan meja
di kendalikan oleh udara tekan yang menggerakan piston bolak-balik dan berbagai
operasi yang berlangsung di atas meja di ikoordinasikan dengan gerakan meja
oleh mekanisme pengatur waktu motor. Piranti yang tersebut terakhir itu
merupakan salh satu alt yang paling vital dan paling mahal di antara semua
peralatan yang di gunakan.
· Bola Lampu
Peniupan bola lampu
yang tipis berbeda dengan pembuatan botol, karena bentuk dan ukuran bola lampu
pada mulanya di tentukan oleh tiupan itu sendiri, dan bukan oleh cetakannya.
Kaca cair mengalir melalui bukaan berbentuk anulus pada tanur dan turun ke bawah
melalui dua rol yang didinginkan dengan air. Salah satu rol mempunyai lekkukan
sehingga menyebabkan pita kaca mempunyai bagian yang menggelembung yang
bertepatan dengan lubang bundar pada konveyer rantai horizontal tempat pita itu
berpindah selanjutnya. Kaca itu melengkung melalui lubang itu karena beratnya
sendiri. Di bawah setiap lubang itu terdapat cetakan putar, nozel udar jatuh ke
permukaan pita, masing-masing sebuah di atas setiap gelembungan kaca atau
lubnag konveyer. Pada waktu pita itu bergerak, nozel melepaskan suatu hembusann
udara yang kemudian menyebabkan terbentuknya gelembung bola pada pita. Cetakan
yang berputar itu sekarang naik dan sebuah lagi hembusan udara, yang bertekanan
jauh lebih rendah dari hembusan pertama membentuk gelembung bola itu ke dalam
cetakan menjadi bentuk bola lampu. Cetakan itu lalu terbuka, sebuah palu kecil
memukul bola lampu itu lepas dari pita. Bola lampu jatuh ke atas sabuk yang
membawanya ke rak lehr, dimana leher lampu di masukan ke dalam, diantara dua
bilah vertikal yang menopangnya pada waktu disangai. Waktu total unutk ke
seluruhan operasi yang di sebutkan di atas, termasuk penyangaian kira-kira 8
menit. Mesin ini ada yang mencapi kecepatan 2000 bola lampu per menit.
3. PENYANGAIAN ATAU SEPUH
LINDAP
Untuk mengurangi
regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca harus disangai (anneal),
baik barang kaca yang di buat dengan mesin maupun yang di buat dengan tangan.
Secara singkat, penyangaina menyangkut dua macam operasi yaitu :
a. Menahan kaca itu pada
suatu suhu di atas suhu kritis tertentu selama beberapa waktu yang cukup lama
sehingga mengurangi regangan-regangan dalam denagn jalan pengaliran plastik
sehingga regangannya kurang dari sustu maksimum yang di tentukan.
b. Mendinginkan masa kaca
itu sampai suhu kamar secara cukup perlahan sehingga regangan itu selalu berada
di bawah batas maksimum lehr atau tungku penyaringan, tidak lain hanyalah satu
ruang pemanasan yang di rancang dengan baik dimana laju pendingin dapat di atur
sehingga memenuhi persyaratan yang di sebut di atas.
Adanya hubungan
kuantitatif antara tegangan dan birefringence yang di sebabkan
oleh tegangan itu telah memungkinkan para ahli teknologi kaca merancang kaca
yang dapat menangani kondisi tegangan termal dan mekanii tertentu. Dengan data
di atas sebagai dasar para insinyur berhasil membuat peralatan penyangat
kontinyu dengan pengaturan suhu otomatik dan sirkulasi terkendali sehingga
penyangaian dapat di laksanakan dengan biaya bahan bakar lebih rendah dan
kerugian produk lebih sedikit.
4. PENYELESAIAN
Semua kata yang sudah
di sanagi harus mengalami operasi penyelesaian yang relatif sederhana
tetapi sangat penting, operasi ini meyangkut pembersihan, penggosoakan,
pemolesan, pemotongan, gosok-semprot dengan pasir, pemasangan email klasifikasi
kwalitas, dan pengukuran. Walaupun tidak semua harus dilakukan unutk setiap
barang, namun satu atau dua di antara yang di sebutkan di atas selalu di
perlukan.
BAB III
DAMPAK POSITIF DAN
NEGATIF
A. Dampak Positif
Dengan adanya
perusahaan pembuatan kaca dan semakin majunya alat yang di cipatakan para
insinyur maka sudah pasti akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi para
penganggur yang ada di sekeliling perusahaan tersebut, dan juga dapat
bermanfaat bagi orang-orang sipil atau para arsitek dalam mengembangkan suatu
ide dalam perancangan bangunan. Dan dapt pula berguna bagi perusahaan otomotif
karena kaca sekarang tidak hanya sebagi kaca hiasan tetapi juga sebagai kaca
pelindung.
B. Dampak Negatif
Dengan makin besarnya perusahaan kaca
ini maka akan sangat menganggu lingkungahn karena proses pembuatan kaca ini
pasti mempunyai limbah yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia
dan juga hewan yang ada di sekitarnya. Sudah tentu semua ekosistem kana berubah
baik dari struktur tanah ataupun air, tetapi ini tidak langsung terjadi sangat
cepat tetapi secara berlahan-lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar